Dikutip dari berbagai media, diketahui bahwa Bali menjadi provinsi dengan kasus bunuh diri terbanyak ketiga di Indonesia pada periode 1 Januari-20 Juli 2023. Berdasarkan data kepolisian, tercatat sebanyak 61 kasus bunuh diri yang terjadi di Pulau Dewata selama periode tersebut. Adapun, peringkat pertama ditempati oleh Jawa Tengah dengan 253 kasus dan disusul Jawa Timur dengan 128 kasus. Namun bila dilihat dari rasio dengan jumlah penduduk, Bali yang dijuluki Pulau Dewata rasio bunuh dirinya tertinggi bila dibandingkan dengan propinsi-propinsi lainnya di Indonesia. Data Pusiknas (Pusat Informasi Kriminal Nasional) Polri, menunjukan rasio kasus bunuh diri di Bali pada tahun 2023 adalah 3,07. Dengan demikian pada tahun 2023 itu ada 135 kasus bunuh diri yang dilaporkan dari 4,3 juta penduduk Bali. Para pengamat memprediksi angka bunuh diri sesungguhnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan data yang tercatat di kepolisian.
Mengingat kasus bunuh diri di Bali sangat memprihatinkan, maka IKAYANA (Ikatan Alumni Universitas Udayana) tergerak bersinergi dengan seluruh lapisan masyarakat untuk secara bersamasama untuk berbagi pengalaman dan ide pemecahan untuk menekan angka bunuh diri khususnya di Bali.
Seminar ini bertujuan membangun sinergi dan ekosistem yang kuat dalam mencegah dan menangani kasus bunuh diri di Bali, dan dampak sosial yang ditimbulkannya. Dalam seminar ini, melibatkan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar, organisasi kesehatan, dan komunitas sosial, berkumpul untuk berbagi pengetahuan dan strategi dalam upaya pencegahan bunuh diri.
DPD RI Perwakilan Bali, Dr. Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra sekaligus Ketua Umum IKAYANA menyampaikan, seminar Pencegahan Bunuh Diri di Bali ini telah menjadi momentum penting untuk membahas tantangan sumber daya manusia (SDM) di tengah pertumbuhan ekonomi dan kemajuan daerah yang pesat. Masalah yang dihadapi Bali, sebagai pusat pariwisata internasional, menuntut perhatian tidak hanya pada tingkat lokal, tetapi juga pada tingkat nasional.
Seminar ini menghadirkan 14 narasumber dari berbagai kalangan, termasuk instansi pemerintahan, komunitas, dan asosiasi terkait. Sebanyak 200 peserta, yang terdiri dari perwakilan pemerintah, intelektual, akademisi, dan media, ikut berpartisipasi dalam diskusi ini. Harapannya, kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang besar dalam membangun ekosistem pencegahan dan penanganan bunuh diri, serta menjadi langkah awal kolaboratif bagi semua pihak dalam mewujudkan Bali yang lebih sehat secara mental dan spiritual.